Kamis, 25 Februari 2016

Sejarah Singkat Taekwondo Indonesia

Taekwondo mulai berkembang di Indonesia pada tahun 70-an , dimulai aliran Taekwondo yang berafiliasi ke ITF ( International Taekwondo Federation ) yang pada waktu itu bermarkas besar di Toronto Kanada, aliran ini dipimpin dan dipelopori oleh Gen. Choi Hong Hi, kemudian berkembang juga aliran Taekwondo yang berafiliasi ke WTF ( The World Taekwondo Federation )yang berpusat di Kukkiwon, Seoul, Korea Selatan dgn Presiden Dr. Un Yong Kim .
Pada waktu itu, di Indonesia kedua aliran ini yang masing - masing mempunyai organisasi ditingkat nasional yaituPersatuan Taekwondo Indonesia ( PTI ) yg berafiliasi ke ITF dipimpin oleh Letjen. Leo Lopolisa dan Federasi Taekwondo Indonesia ( FTI ) yg berafiliasi ke WTF dipimpin oleh Marsekal Muda Sugiri .
Atas kesepakatan bersama dan melihat prospek perkembangan didunia olahraga International dan Nasional , maka Musyawarah Nasional Taekwondo pada Tanggal 28 maret 1981 berhasil menyatukan kedua organisasi Taekwondo tersebut, menjadi organisasi baru yang disebut Taekwondo Indonesia dan dipimpin oleh Leo Lopolisa sebagai Ketua Umumnya, sedangkan struktur organisasi ditingkat nasionalnya disebut PBTI ( Pengurus Besar Taekwondo Indonesia ) dan berpusat di Jakarta. Munas Taekwondo Indonesia I pada Tanggal 17 - 18 September 1984 menetapkan Letjen. Sarwo Edhie Wibowo ( Alm. ) sebagai Ketua Umum Taekwondo Indonesia periode 1984 - 1988, maka era baru Taekwondo Indonesia yang bersatu dan kuat dimulai. Selanjutnya Taekwondo Indonesia sempat dipimpin olehSoewenoHarsudiyono Hartas, dan sekarang oleh Letjen ( Mar ) Suharto.
Kini Taekwondo Indonesia telah berkembang di seluruh propinsi di Indonesia dan diikuti aktif oleh lebih dari 200.000 anggota , angka ini belum termasuk yang tidak secara aktif berlatih. Taekwondo telah dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi di arena PON. Beberapa atlet yang pernah berjaya membela negara di event International antara lain seperti : Budi Setiawan, Rahmi Kurnia, Siauw Lung, Yefi Triaji, Lamting , Yeni Latif, Dirk Richard, dan sebagainya. dimasa Thn 1986 s/d Thn. 1993 . Pada generasi berikutnya antara lain seperti Yuana Wangsa Putri yang mewakili Indonesia di even Olympic Games 2000, Sidney dan Ika Dian Fitria yang berhasil meraih medali emas Kejuaraan Dunia Yunior pada November 2000.
Sumber:Http//google.com

STATUS LUCU BUAT FB KALIAN…..



“Istri gue kalo nyetir kayak kilat !”
“Maksud loe cepat kayak pembalap F1 gitu ?”
“Bukan, dia suka nyamber pohon !”
==========================================================
tu gu cu mu lu du bu ku cu cu mu lu fu ru wu u u u..
terimakasih anda telah berpartisipasi dalam program memonyongkan bibir!!
==========================================================
deMi aLLah q RiNdu kaMu
deMi aLLah q ga biSa Jauh DR kaMu
deMi aLLah q kaNgen KaMu
demi aLLah q ga bisa HiduP taNpaMu
Masya aLLah, aq saLah kiRiM T_T
==========================================================
tadi gw dapet lampu ajaib yang ada di jin, terus gw di kasih 3 permintaan
gw minta tv, dikasih hometheatre
gw minta motor dikasih mobil
tapi aneh….
waktu gw minta pembantu kok yang dikasih no hp kamu ych…
==========================================================
Seekor semut membisikkan sesuatu ke telinga gajah sampe2 gajah itu pingsan.
Ternyata semut membisikkan..
“sayang..aku hamil dan kamu bapaknya !”
==========================================================
“Eh kamu sekarang jadi bandar Togel ya? Masa setiap aku telpon selalu ada suara.
Nomer yang Anda tuju sudah ada yang pasang, silakan pasang nomer lain”
==========================================================
Sial banget, tadi kan gw pengen telp lu dari tlp umum di pinggir jalan.
eh, kata operatornya gini “Maaf koin yang anda pakai bekas kerokan, silahkan anda membuang dakinya dahulu”
==========================================================
SAAT ITU…SAAT PERTAMA KITA BERTEMU…KITA DUDUK BERSEBRANGAN…KU PERHATIKAN KAMU MENGHAMPIRIKU & MENGULURKAN TANGAN…”MINTA SDEKAHNYA BANG”
==========================================================
“udah bolak-balik 5 kali ke toko besi, kok ga ada yang jualan pulsa, mungkin karena mau lebaran ya?”
==========================================================
Jerawat oh jerawat kamu sungguh keparat. hilang satu tumbuh empat. hilang dijidat tumbuh dipantat
==========================================================
Hanya karna jodoh ditangan Tuhan, bukan berarti mantan ditangan Setan
==========================================================
Cewek : “permisi bu, beli obat nyamuk elektriknya satu”
Penjual : waduh dek yg elektrik habis, yg voucher mau ga?
==========================================================
“Nama?” | James Lewsen | “Wah, turunan Inggris ya?” | Bukan! itu artinya Saya Lahir Jam Enam Sore Lewat Semenit
==========================================================
*Ngangkat telpon rumah* halo? | “halo Diz dimana lo?” | Lo sekarang lagi nelfon rumah gue, menurut lo gue dimana?
==========================================================
*Tulisan Di Depan Rumah Pak RT”
~> “TAMU 1x24jam WAJIB ADD FB AKUH ~> Pak’eRTeChuyungCemuwahWarGa
==========================================================
*kuntilanak nyamperin ustad*
ustadz :”Ya Allah lindungi hambamu ini ya Allah”
Kunti : kamu mah gk asik dikit-dikit lapor,gw kan cma becanda kali…”
==========================================================
PUNYA SMARTPHONE ITU NGGAK MENJAMIN YANG PUNYA JUGA SMART. HAHAHAHA. INI CARA MATIIN CAPSLOCK ANDROID GIMANA NIH? TOLONG DONG PLEASE
==========================================================
Sayang, kamu kentut ya? | hehehe iya, kenapa? | pantes, baunya kayak parfum import eropa | wangi ya? | bukan, tahan lama…
==========================================================
*Ibu Lagi ngaji*
Ibu : yasin, walquranil hakim |
Anak: “mak, sinetron putri yang ditukar udah mulai tuh”
Ibu : shodaqollahul adziim
==========================================================




Sumber:WWW.google.com
Ya Nabi Salam ’Alaika

Ya Nabi Salam ’Alaika
Ya Rasul Salam ’Alaika
Ya Habib Salam ’Alaika
Sholawatullah ’Alaika

Asyroqol Badru ’Alaina
Fakhtafat Minhul Buduruu
Mitsla Husnik Maa Ro’aina
Khottu Ya Wajha Sururii

Ya Nabi Salam ’Alaika
Ya Rasul Salam ’Alaika
Ya Habib Salam ’Alaika
Sholawatullah ’Alaika

Anta Syamsun Anta Badrun
Anta Nuurun Fauqo Nuuri
Anta Iksiru Wagholi…
Anta Misbahus Shuduri

Ya Nabi Salam ’Alaika
Ya Rasul Salam ’Alaika
Ya Habib Salam ’Alaika
Sholawatullah ’Alaika

Ya Habibi Ya Muhammad
Ya ’Arusal Khofiqoini
Ya Muayyad Ya Mumajaad
Ya Imamal Qiblataini

Ya Nabi Salam ’Alaika
Ya Rasul Salam ’Alaika
Ya Habib Salam ’Alaika
Sholawatullah ’Alaika

Kisah Inspiratif Pengorbanan Seorang Ibu
Sebuah kisah lama yang patut dibaca dan direnungkan berkali- kali betapa baiknya ibunda kita, bagaimana besarnya pengorbanan ibunda kita dstnya Kejadian ini terjadi di sebuah kota kecil di Taiwan, tahun berapaan udah lupa. Dan sempat dipublikasikan lewat media cetak dan electronic. Ada seorang pemuda bernama A be (bukan nama sebenarnya).
Dia anak yg cerdas, rajin dan cukup cool. Setidaknya itu pendapat cewe2 yang kenal dia. Baru beberapa tahun lulus dari kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan swasta, dia sudah dipromosikan ke posisi manager. Gajinya pun lumayan.Tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari kantor.
Tipe orangnya yang humoris dan gaya hidupnya yang sederhana membuat banyak teman2 kantor senang bergaul dengan dia, terutama dari kalangan cewe2 jomblo. Bahkan putri owner perusahaan tempat ia bekerja juga menaruh perhatian khusus pada A be.
Di rumahnya ada seorang wanita tua yang tampangnya seram sekali. Sebagian kepalanya botak dan kulit kepala terlihat seperti borok yang baru mengering. Rambutnya hanya tinggal sedikit di bagian kiri dan belakang. Tergerai seadanya sebatas pundak. Mukanya juga cacat seperti luka bakar. Wanita tua ini betul2 seperti monster yang menakutkan. Ia jarang keluar rumah bahkan jarang keluar dari kamarnya kalau tidak ada keperluan penting.
Wanita tua ini tidak lain adalah Ibu kandung A Be. Walau demikian, sang Ibu selalu setia melakukan pekerjaan routine layaknya ibu rumah tangga lain yang sehat. Membereskan rumah, pekerjaan dapur, cuci-mencuci (pakai mesin cuci) dan lain-lain. Juga selalu memberikan perhatian yang besar kepada anak satu2-nya A be. Namun A be adalah seorang pemuda normal layaknya anak muda lain. Kondisi Ibunya yang cacat menyeramkan itu membuatnya cukup sulit untuk mengakuinya.
Setiap kali ada teman atau kolega business yang bertanya siapa wanita cacat dirumahnya, A be selalu menjawab wanita itu adalah pembantu yang ikut Ibunya dulu sebelum meninggal. “Dia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kasihan.” jawab A be. Hal ini sempat terdengar dan diketahui oleh sang Ibu. Tentu saja ibunya sedih sekali. Tetapi ia tetap diam dan menelan ludah pahit dalam hidupnya. Ia semakin jarang keluar dari kamarnya, takut anaknya sulit untuk menjelaskan pertanyaan mengenai dirinya.
Hari demi hari kemurungan sang Ibu kian parah. Suatu hari ia jatuh sakit cukup parah. Tidak kuat bangun dari ranjang. A be mulai kerepotan mengurusi rumah, menyapu, mengepel, cuci pakaian, menyiapkan segala keperluan sehari-hari yang biasanya di kerjakan oleh Ibunya. Ditambah harus menyiapkan obat-obatan buat sang Ibu sebelum dan setelah pulang kerja (di Taiwan sulit sekali cari pembantu, kalaupun ada mahal sekali). Hal ini membuat A be jadi BT (bad temper) dan uring-uringan di rumah.
Pada saat ia mencari sesuatu dan mengacak-acak lemari ibunya, A be melihat sebuah box kecil.
Di dalam box hanya ada sebuah foto dan potongan koran usang. Bukan berisi perhiasan seperti dugaan A be. Foto berukuran postcard itu tampak seorang wanita cantik. Potongan koran usang memberitakan tentang seorang wanita berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari musibah kebakaran. Dengan memeluk erat anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah menerobos api yang sudah mengepung rumah.
Sang wanita menderita luka bakar cukup serius sedang anak dalam dekapannya tidak terluka sedikitpun. Walau sudah usang, A be cukup dewasa untuk mengetahui siapa wanita cantik di dalam foto dan siapa wanita pahlawan yang dimaksud dalam potongan koran itu. Dia adalah Ibu kandung A be. Wanita yang sekarang terbaring sakit tak berdaya.
Spontan air mata A be menetes keluar tanpa bisa dibendung. Dengan menggenggam foto dan koran usang tersebut, A be langsung bersujud disamping ranjang sang Ibu yang terbaring. Sambil menahan tangis ia meminta maaf dan memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini. Sang ibupun ikut menangis, terharu dengan ketulusan hati anaknya. “Yang sudah-sudah nak, Ibu sudah maafkan. Jangan di ungkit lagi”. Setelah sembuh, A be bahkan berani membawa Ibunya belanja ke supermarket.
Walau menjadi pusat perhatian banyak orang, A be tetap cuek bebek. Kemudian peristiwa ini menarik perhatian kuli tinta (wartawan). Dan membawa kisah ini ke dalam media cetak dan elektronik.
Teman² yang masih punya Ibu (Mama atau Mami) di rumah, biar bagaimanapun kondisinya, segera bersujud di hadapannya. Selagi masih ada waktu ya... 


Sumber:http//facebook.com
grin emotikon

Jumat, 19 Februari 2016

Sidnan Nabi

Sidnan Nabi Sidnan Nabi Sidnan Nabi
Sidnan Nabi Sidnan Nabi Sidnan Nabi
Sidnan Nabi Sidnan Nabi Sidnan Nabi
(Sidi Muhammad Amin Khubtsi
Habibin Nabi 2x)

Ahmadukallahumma Hamdan Mustamir
’Adda Athoyakallati Latan Hashier
Musholliyan Alaa Khitamil Anbiyaa
(Wal ‘Ali Washohobil Hudatil Athqiyaa 2x)

Sidnan Nabi Sidnan Nabi Sidnan Nabi
Sidnan Nabi Sidnan Nabi Sidnan Nabi
Sidnan Nabi Sidnan Nabi Sidnan Nabi
(Sidi Muhammad Amin Khubtsi
Habibin Nabi 2x)

Sidnan Nabi Sidnan Nabi Sidnan Nabi
Sidnan Nabi Sidnan Nabi Sidnan Nabi
Sidnan Nabi Sidnan Nabi Sidnan Nabi
(Sidi Muhammad Amin Khubtsi
Habibin Nabi 2x)

La Fakhro Lil Binti Bimal Basin Wamaa
Bihi Thohallat Min Huliyyin Innama
Fakhrol Fata Libil Uluu Biuladaabi
(Labil Jamali Wal Hariri Wa dzahabi 2x)

Sidnan Nabi Sidnan Nabi Sidnan Nabi
Sidnan Nabi Sidnan Nabi Sidnan Nabi
Sidnan Nabi Sidnan Nabi Sidnan Nabi
(Sidi Muhammad Amin Khubtsi
Habibin Nabi 2x)

Ya Nabi Salam ’Alaika

Ya Nabi Salam ’Alaika
Ya Rasul Salam ’Alaika
Ya Habib Salam ’Alaika
Sholawatullah ’Alaika

Asyroqol Badru ’Alaina
Fakhtafat Minhul Buduruu
Mitsla Husnik Maa Ro’aina
Khottu Ya Wajha Sururii

Ya Nabi Salam ’Alaika
Ya Rasul Salam ’Alaika
Ya Habib Salam ’Alaika
Sholawatullah ’Alaika

Anta Syamsun Anta Badrun
Anta Nuurun Fauqo Nuuri
Anta Iksiru Wagholi…
Anta Misbahus Shuduri

Ya Nabi Salam ’Alaika
Ya Rasul Salam ’Alaika
Ya Habib Salam ’Alaika
Sholawatullah ’Alaika

Ya Habibi Ya Muhammad
Ya ’Arusal Khofiqoini
Ya Muayyad Ya Mumajaad
Ya Imamal Qiblataini

Ya Nabi Salam ’Alaika
Ya Rasul Salam ’Alaika
Ya Habib Salam ’Alaika
Sholawatullah ’Alaika


Sumber : updateanda.blogspot.com
Judul : Jadilah Diri Sendiri 
BABAK I

(ketika semua sudah lengkap, maka narator masuk ke panggung dan mulai bercerita)
Narator : alkisah di sebuah hutan terdapat seorang tukang batu yang pemalas, suka mengeluh dan selalu tidak puas dengan dirinya sendiri.

Tukang Batu : aduh… hari ini aku harus bekerja. Pasti nanti capek sekali. Enakan aq duduk – duduk dulu. (duduk di sebuah batu)

Batu : (bergerak – gerak)wadow … sakit tau ! (Sambil marah-marah).Bau lagi! Kentut ya? (sambil menutup hidung)

Tukang Batu : (Terkejut dan takut) Maaf, dikit. Lho, batu kok bisa ngomong ?

Batu : ini kan Cuma drama

Tukang Batu : O…….

Batu : Awas ! (mengancam dan mengacung – acungkan kepalanya)
(Tukang batu pun ketakutan lalu melihat-lihat sekeliling, mencari tempat untuk bersandar. Kemudian dia melihat  pohon dibelakangnya)

Tukang Batu : kebetulan ada pohon. Bisa bersandar nih!

Pohon : aduuuuuuuuuh.. hati – hati dong, lecet neh.

Tukang Batu : (Terkejut) Lho kok pohon juga bisa ngomong?

Pohon : Wah menghina ya. Aku adalah pohon ajaib. Aku bisa melakukan apa saja. Bahkan aku bisa menyanyi dan menari (menyombongkan diri)

Tukang Batu : masak sih ?
(pertama –tama pohon menyanyi seriosa dan tukang batupun menutup kupingnya karena suara  pohon yang melengking dan jelek. Lalu mulai menari. Setelah selesai, tukang batu hanya bisa terkejut)

Tukang Batu : Wah… pohon yang aneh. (menggeleng-gelengkan kepala sambil pergi meninggalkan pohon itu)

BABAK II

Narator : (ketika narator masuk, semua menjadi patung dengan gaya yang aneh). Lalu datanglah sebuah matahari yang sinarnya sangat panas menyengat.

Tukang Batu : wah….. panas sekali ya! (sambil sesekali mengipasi dirinya. Lalu mengusap keringatnya dengan sapu tanggan nya dan tidak sengaja memerasnya di sebelah batu)

Batu : Wadooooooooooooooooooow ! hei, jangan disini dong tukan batu! Uda keringatnya bau asem lagi. (sambil menutup hidung)

Tukang Batu : (Terkejut) maaf. Eh emangnya batu punya hidung ya?

Batu : idiiiiiiih . sebel deh . ini kan Cuma bo’ong-boongan tau !

Tukang batu : (Pergi menjauh ) Pemarah sekali si batu itu . tapi memang panas sekal. Ini pasti karena si matahari itu.

Matahari : Ha….ha…ha. ya aku yang menyebabkan panas ini.. ha….. ha…ha (Logat batak)

Tukang Batu : (menutup hidung karena bau) wah, enak sekali ya menjadi matahari. Bisa member panas tapi dia sendiri tidak kepanasan.

Matahari : iya dong. Aku gitu loh (sambil bergaya fungky)

Tukang Batu : (berfikir lalau dapat ide). Hmmmmmm matahari, bagaimana kalau kita bertukar tempat saja. Aku menjadi matahari, dan kamu menjadi Tukang Batu. Bagaimana?

Matahari : (Tampak berfikir). Bagaimana ya? Baiklah, tapi ada syaratnya?

Tukang Batu : apa syaratnya? (penasaran)

Matahari : Kau harus member aku sepiring nasi dengan lauknya. Bagaimana? Hahahahaha…

Tukang Batu :  Itu sih gampang.

Matahari : eiiitt tunggu dulu. Sepiring nasi dengan lauk sate,gulai,soto,ayam goring,ayam bakar,ikan gurami,capcai,telor dadar, telor mata sapi yang melirik ke kiri. Ok?

Tukang Batu : haaaa! (terkejut) banyak sekali! Tapi baiklah. Sebentar ya!
(Tukang Batu pulang ke rumahnya untuk mengambil makanan yang di minta matahari, sedangkan matahari sudah lapar dan ingin segera mencicipi masakan tersebut. Tak lama kemudian Tukang Batu masuk sambil membawa masakan yang dijanjikannya)

Tukang Batu : nih !

Matahari : bah! Dimana pila sambal terasinya?

Tukang Batu : sambal terasi?  Tadi kan kamu tidak minta?

Matahari : wah-wah-wah… hei penonton, enak gak klo kita makan tanpa sambal terasi? (Tanya ke penonton). Nah, dengar tidak, semua orang setuju kalau tanpa sambal, makanan kita jadi tidak enak.
(Dengan terpaksa, tukang batu membuat sambal di atas batu)

Batu : Wadooooooooow. Aduh. Kamu lagi, kamu lagi. Seneng pula kau menggangu aku. Liat nih gara-gara kamu…. Kepalaku jadi benzol-benzol. Lho kok aku jadi logat batak juga sih (marah-marah sambil menunjukan kepalanya yang benjol)
Tukang Batu     : maaf…

Batu : Awas  ya!
(Lalu mereka berdua berganti kostum, dan naratorpun masuk)

BABAK III
Narator : akhirnya tukang batu itupun menjadi sebuah matahari. Dan si matahari berubah menjadi seorang tukang batu. Haaa…haa…ha,,

Matahari : Maaf bu. Itu kan ketawa aku. Kok ibu zadi ikut-ikutan ketawa seperti itu.

Narator : (malu) Maaf… (lalu pergi)

Tukang Batu : Asyiiiiiiik! Ahirnya aku menjadi matahari.

Batu : Wadoooow. Jangan dekat-dekat dong! panas sekali! jauh-jauh sana! Awas!
(tukang batupun takut dan menjauh ke arah  pohon)

Pohon : Hei… pergi sana… jangan dekat-dekat. Panas nih. Kalau tidak Ciaatt (berpose silat, meniru gaya hewan : elang menyambar, ular mencaplok, dan harimau mencengkram)

Tuakang Batu : iya……iya. Dasar batu dan pohon-pohon pemarah. Ah sudahlah. Tapi enak sekali menjadi matahari.
(Lalu datanglah sebuah awan hitam, yang terus mengejar matahari dan berdiri di depannya. Tukang batupun jengkel)

Tuakang Batu : Hei…. Awan hitam. Panggungnya kan masih luas. Kenapa sih, selalu ada di depanku?

Awan Hiatm : Hei matahari, kamu tidak tahu siapa aku ya?. Aku ini awan hitam. Sebentar lagi, aku akan menurunkan hujan. Makanya kamu harus sembunyi dulu.

Tukang Batu : O………. Begitu ya?

Awan Hitam : Iya. Masak tidak tau sih
(Tukang batu menggeleng-geleng)

Tukang Batu : (Berfikir) wah enak dong menjadi awan hitam (Berkata dengan dirinya sendiri). Eh awan hitam, mau tukaran tempat tidak. Aku menjadi awan hitam dan kamu menjadi matahari. Bagaimana?
(ketika awan hitam sedang berfikir, tiba-tiba narator datang)

Awan Hitam : Bu narator, kok sudah muncul sih. Kan belum waktunya?

Narator : lho iya ya? Wah bilang dong dari tadi, kalau belum saatnya muncul. Maaf para penonton. Kalian sih, jadi malu nih. (marah-marah sambil menyalakan mereka berdua)

Tukang Batu : bagaimana?

Awan Hitam : Hmmmmmmm…. (mengeleng-geleng smabil berfikir) baiklah, tapi ada syaratnya?

Tukang Batu : (menggeleng-geleng sambil menghela nafas) apa syaratnya ?

Awan Hitam : Mudah… yaitu mobil mewah dan rumah mewah.

Tukang Batu : (terkejut) wah itu sih susah. Eh… tapi tunggu dulu. (Tukang Batu masuk ke dalam. Lalu keluar lagi sambil membawa mobil-mobilan dan rumah-rumahan). Bagaimana  kalau mobil-mobilan dan rumah-rumahan mewah?

Awan Hitam : (terkejut) apa! (mengeleng-geleng) baiklah. Terpaksa!
(lalu mereka bertukar tempat,tiba-tiba datang ibu narator. Semua menjadi patung. Tapi ibu narator lama tidak ngomong-ngomong)

Batu : Bu…. Ibu narator. Kok tidak ngomong-ngomong ya?

Narator : siapa bilang saya mau ngomong. Saya kan Cuma mau nampang doing. (sambil melambai-lambaikan tangan ke penonton)
Semua Personil : Huuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu…..!

Narator : kenapa sih sirik aja. Memangnya tidak boleh. (pergi sambil ngomel-ngomel)

Tukang Batu : asyiiik. Sekarang aku menjadi awan hitam. Aku bisa menutup-nutupi matahari. Oh ya, aku juga bisa membuat hujan yang sanggat lebat. Ha…..ha….ha…
(tiba-tiba matahari yang menjadi tukang batu datang)

Matahari : he..he…  itu kan ketawa aku

Tukang Batu : maaf. Wah sekarang aku mau menurunkan hujan yang sangat lebat. Wuuuuuuuuuuuuus (sambil menendang-nendang tumbuhan kecil. Lalu datang seseorang yang tertarik angin. Trus datang lagi orang berpayung, yang payungnya sampai rusak,menghadap ke atas)

Tukang Batu : asyiiik. Aku berkuasa sekarang.

Tukang Batu : ha………..(tiba-tiba ingat matahari yang marah bila ketawanya ditirukan). Ups. (tiba-tiba tukang batu heran melihat batu yang tidak bergeser sedikitpun). Hai, batu. Kok kamu tidak rusak sedikitpun?

Batu : Hai… awan hitam? Mikir dong! Aku kan Batu. Liat aku sangat kuat. (sambil memamerkan ototnya). Jadi aku tidak akan rusak.

Tukang Batu : o…….. begitu ya. (berfikir). Hmmmm.. ngomong-ngomong batu, mau tidak kita tukaran tempat?

Batu : Apa! (berteriak keras). Kamu fikir aku bodoh ya, bisa kamu suap seperti si matahari dan awan hitam.

Tukang Batu : Ayolah! Apapun syaratnya, aku akan penuhi! (sambil ketakutan)

Batu : tidak! (masih marah dan berteriak) enak saja!

Tukang Batu :Please!

Batu : Tidak

Tukang Batu : He, mau tidak? (marah sambil mencengkeram kerah baju si batu)
(Si batupun ketakutan)

Batu : eh.. iya deh kalau begitu. Jangan marah dong! Gitu saja marah! (merayu si tukang batu). Nih! (menyerahkan kostumnya)

Tukang Batu : sana pergi! Awas ya kembali lagi! (mengancam batu. Batupun ketakutan dan berlari). Asyiiik. Kasihan deh lo si batu,makanya jadi orang jangan galak-galak. Sekarang aku menjadi batu yang perkasa.
(Tak lama kemudian datanglah, si tukang batu yang sebenarnya si matahari)

Matahari : ha…….ha…..ha… bah hari yang sangat cerah untuk memulai pekerjaanku sebagai tukang batu. Kebetulan ada sebuah batu disini.
(matahari mulai memukul-mukulkan palunya)

Tukang Batu : aduuuuuuh. Matahari…… kenapa memukul aku?

Matahari : bah…. macam pula kau ini. Aku kan seorang tukang batu. Zadi pekerjaanku yya memecah batu.

Tukang Batu : O……………. tapi aku mati dong!

Matahari : ya……. Terserah kaulah. Siapa suruh zadi batu. (mulai memukul lagi)

Tukang Batu : Tunggu….! Aku mau jadi tukang batu lagi kalau begitu. Tukeran ya?

Matahari : Tidak mau ! (terus memukul-mukul)

Tukang Batu : tolong…..tolong…..tolong…. ibu narator kemana sih? Bu…. Ibu narator!

Matahari : ha……..ha…….ha
(Lama kemudian ibu narator datang sambil makan)

Tukang Batu : Bu…. Lama sekali sih. Tutup acaranya dong. Saya di pukulin terus nih!tolong!

Narator : (sambil tetap makan) iyaaaaaaa… cerewet amat sih, siapa suruh gak puas jadi diri sendiri.
Makanya jadilah dirimu sendiri. Percaya diri dong! Baiklah para penonton, begitulah akhir cerita kita hari ini. Hikmah yang bisa kita ambil, janganlah kita meniru si tukang batu yang selalu mengeluh, pemalas dan selau tidak puas dengan dirinya sendiri. Sampai jumpa di cerita selanjutnya.
Sumber : http://cahyashare.blogspot.com/2011/11/naskah-drama-komedi-pasti-ngakak-d.html